My Location

Sabtu, 17 Desember 2016

artikel tentang lumba-lumba

LUMBA-LUMBA SANG ARSITEK KAPAL SELAM
Bambang Sentika
E-mail Kampus : bambang_sentika-ti06@std.cic.ac.id
E-mail luar : soul_bams@ymail.com
Lisensi Dokumen :
Copyright © 2009 ( http://my.cic.ac.id/stmik/module/blog )

Seluruh tulisan di dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas
untuk tujuan bukan komersial (non profit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah
atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam dokumen ini. Tidak boleh
melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari penulis.
Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh air. Di kedalaman samudera,
beragam makhluk berjumlah sangat besar hidup selaras satu sama lain. Salah satunya
adalah sahabat kita, lumba-lumba.
Lumba-lumba adalah makhluk laut paling cerdas, ramah dan suka menolong. Mereka
memahami perintah dengan baik dan tahu cara mematuhinya. Tubuh mereka diciptakan
dengan bentuk yang sungguh menakjubkan.
Melihat Dengan Suara
Kita selalu melihat lumba-lumba di permukaan air. Tapi mereka menghabiskan
sebagian besar waktunya di kedalaman lautan; tempat yang menyulitkan untuk melihat
sesama mereka dan mencari makan. Tapi, lumba-lumba dapat melihat lebih baik dalam
gelapnya lautan daripada kemampuan kita melihat dalam terangnya cahaya. Lalu,
bagaimanakah mereka dapat melakukan ini? Allah menciptakan lumba-lumba dengan
sistemnya yang lengkap dan sempurna, yang memungkinkan mereka menemukan arah
dengan merasakan getaran suara. Para ilmuwan menamakan sistem ini "ekolokasi".
Bagaimana mereka dapat melakukannya?
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di
bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan
udara melalui kantung-kantung ini, mereka menghasilkan suara bernada tinggi. Kantung
udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan
gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan.
Kemudian, suara ekolokasi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus.
Suara lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumbalumba
mendengarkan seksama pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di
bagian rahang bawahnya yang disebut "jendela akustik". Dari sini, informasi suara
diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan
suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka,
1 / 3

berikut ukuran dan pergerakannya. Berkat perangkat ini, lumba-lumba dapat memindai
wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah sistem sonar sempurna yang
dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai elektronik.
Sistem berteknologi tinggi yang terbuat dari daging dan tulang yang ditempatkan
dalam tubuh seekor makhluk laut adalah bukti kehebatan dan kesempurnaan ciptaan
Allah.
Kapal selam modern menemukan arah dengan menggunakan sonar. Lumba-lumba
telah menggunakan teknologi jutaan tahun lebih awal dibandingkan manusia yang baru
menemukannya di abad ke-20.
Mustahil seekor binatang mampu memiliki sistem sedemikian menakjubkan atas
kehendaknya sendiri. Sistem tak tertandingi pada lumba-lumba adalah bukti bahwa Allah
telah menciptakan mereka.
Sistem sonar frekuensi tinggi ini tidak hanya berfungsi mengindra benda-benda di
lautan. Lumba-lumba juga menggunakannya untuk mencari makan. Lumba-lumba dalam
suatu kelompok mengarahkan gelombang suara kuat ini pada sekelompok ikan. Dengan
cara ini, mereka membuyarkan kawanan ikan dan dengan mudah menangkapnya. Ikan
dilumpuhkan dengan senjata ini, dan turut menjadi mangsa mudah bagi burung-burung
laut.
Lumba-lumba juga menggunakan sistem sonar untuk berkomunikasi secara
mengagumkan. Mereka mampu saling berkirim pesan meski terpisahkan oleh jarak lebih
dari 220 km. Artinya, seekor lumba-lumba di selat Bosphorus dapat berkomunikasi
dengan rekannya di selat Dardanela. Lumba-lumba paling sering berkomunikasi secara
menakjubkan untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
Tidur Dengan Sebelah Mata dan Sebelah Otak
Allah menciptakan setiap makhluk dengan sistem penglihatan menakjubkan
sesuai keperluannya. Manusia memiliki mata mengagumkan yang memungkinkan
mereka melihat di daratan. Tapi di dalam air, penglihatannya sangat kabur. Alasannya,
mata manusia tidak mampu fokus di dalam air. Sebagai jalan keluar, kita menggunakan
kacamata renang yang membentuk kantung udara di sekeliling mata. Kita hanya mampu
melihat jelas dengan bantuan kacamata ini.
Sama halnya, manusia menggunakan kamera berteknologi tinggi untuk memotret
di dalam air. Mata lumba-lumba layaknya kamera khusus yang memungkinkan mereka
melihat jelas di bawah dan di atas permukaan air. Mereka memiliki lensa mata kenyal
yang dapat mengembang dan mengerut sehingga mampu berfokus di bawah dan di atas
permukaan air. Ini sangat diperlukan bagi lumba-lumba. Setiap kali muncul ke
permukaan, lumba-lumba secara seksama memperhatikan pergerakan kawanan burung di
sekitar mereka. Sebab, di tempat burung berkumpullah terdapat sekumpulan ikan.
Lumba-lumba sangat tahu akan hal ini, dan memanfaatkannya untuk mencari mangsa
dengan mudah. Desain istimewa mata lumba-lumba juga melindungi mata mereka dari
air laut yang asin.
Mata lumba-lumba memiliki ciri khusus lainnya: setiap mata dapat berfokus pada
satu titik yang berbeda pada saat bersamaan. Karenanya, seekor lumba-lumba dapat
melihat ke depan dengan satu mata untuk menentukan arah berenangnya sambil berjagajaga
dari bahaya dengan mata yang lain. Bila perlu, lumba-lumba dapat menutup salah
satu matanya dan mengisitirahatkan separuh otaknya. Selang beberapa lama, ia ganti
2 / 3
melakukan hal yang sama pada mata dan separuh otaknya yang lain. Dengan cara ini,
lumba-lumba tidak pernah tertidur penuh dan selalu terjaga dari bahaya.
Pendukung teori evolusi menyatakan, makhluk hidup dengan seluruh sistem
sempurnanya muncul ke dunia dengan sendirinya tanpa sengaja diciptakan. Jika ini
benar, maka sistem sonar dan perangkat penglihatan lumba-lumba yang canggih itu juga
ada karena kebetulan, padahal tak seorang pun akan berkata bahwa sistem sonar
elektronik atau kamera ada dengan sendirinya tanpa sengaja dibuat. Anggapan bahwa
mata lumba-lumba yang berteknologi jauh melebihi kamera biasa, atau desain sistem
sonarnya terbentuk secara kebetulan semata, sungguh tidak masuk akal. Keberadaan
perangkat berteknologi maju pada tubuh seekor makhluk hidup menunjukkan kita pada
satu kenyataan pasti: Allah menciptakan lumba-lumba dan memberi mereka
keistimewaan.
Kulit Yang Bergerak Menggelombang
Manusia berupaya membuat kapal laut yang tahan terhadap segala keadaan.
Namun, ada satu lagi rintangan utama yang harus diatasi oleh kapal laut, yakni kuatnya
gaya hambatan air. Semakin cepat kapal bergerak, semakin besar hambatan airnya.
Karenanya, para insinyur hidrodinamika berusaha menjadikan hambatan ini sekecil
mungkin ketika merancang kapal, perahu, dan kapal selam. Tenaga sangat besar pada
motor pendorong kapal laut diperlukan guna mengimbangi gaya hambat ini.
Lumba-lumba senang berenang dengan kecepatan tinggi. Tentunya, kapal laut
dengan kecepatan seperti ini akan mengalami gaya hambat sangat kuat. Namun ini bukan
masalah bagi lumba-lumba karena Allah, yang menciptakan mereka dari ketiadaan, telah
menciptakan segala perangkat yang mereka perlukan. Tubuh dan kulitnya dirancang
khusus untuk mengurangi hambatan air sebanyak mungkin.
Saat lumba-lumba mulai berenang cepat, lapisan tipis air terbentuk di permukan
kulit mereka. Lapisan tipis air ini dinamakan "lapisan penghalang". Kulit ini diciptakan
dengan kelenturan yang memungkinkannya bergerak menggelombang ketika turbulensi
terjadi. Kulit ini mencegah terjadinya gaya hambat air dengan bergerak menggelombang
berlawanan arah dengan gerak turbulensi pada "lapisan penghalang". Hasilnya, gerakan
renang yang cepat tanpa menimbulkan suara. Desain ini sungguh merupakan keajaiban
teknik.
Setelah empat tahun penelitian, para insinyur Jerman yang menemukan desain
kulit lumba-lumba, menirunya dan berhasil membuat lapisan luar kapal selam dengan
sifat yang sama. Kapal selam yang dirancang menggunakan lapisan ini berhasil
menaikkan 250 % kecepatannya.
Rancangan menakjubkan yang berusaha ditiru oleh manusia ini mustahil ada
begitu saja dengan sendirinya tanpa disengaja. Sistem sempurna tanpa cacat tersebut
pastilah dibuat oleh suatu Kecerdasan Maha Tinggi.
Sekali lagi, ini membuktikan kepada kita, Allah telah menciptakan lumba-lumba.
Rancangan menakjubkan pada lumba-lumba hanyalah satu di antara contoh tak terhitung
yang memperlihatkan kesempurnaan penciptaan. Dalam sebuah ayat Alquran, Allah
mengungkapkan: Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang
kembali (mengingat Allah). (QS Qaaf [50]:8)
Dikutip dari website HARUNYAHYA.COM

Sumber:stimikcic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar